Senin, 28 Februari 2011

sosiologi & ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Seorang manusia akan memiliki perilaku yang
berbeda dengan manusia lainnya walaupun
orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati
suka menolong serta rajin menabung dan ada
pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat
kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan
melakukan interaksi dan membuat kelompok
dalam masyarakat.Terlebihjika dikaitkan dalam
hal kegiatan ekonomi. Banyak hal yang dapat
dikaji dalam kaitannya antara sosiologi dan
kegiatan ekonomi. Dalam hal ini penulis mamaparkan gambaran umum dari sosiologi
ekonomi itu sendiri. BAB II PEMBAHASAN 1. A. GambaranUmum Sosiologi
Ekonomi Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata
socius dan logos, di mana socius memiliki arti
kawan / teman dan logos berarti kata atau
berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim,
sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berpikir, berperasaan yang
berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk
mengendalikan individu. Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam
berhubungan dan juga proses yang dihasilkan
dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi
adalah untuk meningkatkan kemampuan
seseorang untuk menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. [1] Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti
kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial,
khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas
sosial. Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste
Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang
merupakan manusia pertama yang
memperkenalkan istilah sosiologi kepada
masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai
Bapak Sosiologi di dunia internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu
sosiologi yang disebut sebagai Bapak Sosiologi
Indonesia yaitu Selo Soemardjan / Selo
Sumarjan / Selo Sumardjan. [2] Jadi jika dikaitkan dengan ekonomi, maka
sosiologi ekonomi mempelajari berbagai macam
kegiatan yang sifatnya kompleks dan melibatkan
produksi, distribusi, pertukaran dan konsumen
barang dan jasa yang bersifat langka dalam
masyarakat. Jadi, fokus analisis untuk sosiologi ekonomi
adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai
hubungan antara variabel-variabel sosiologi yang
terlihat dalam konteks non-ekonomis. [3] Pola dan sistem yang berlaku dalam mekanisme
pasar (interaksi ekonomi yang dilakukan antar
individu dan masyarakat) sebenarnya berawal
dari hubungan yang sederhana antara individu
dan masyarakat (interaksi sosial) dalam rangka
mengatasi kelangkaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari
aspek sosial. Bahkan aktivitas ekonomi selalu
melekat dalam sosialitas tempat kejadian
ekonomi itu berlangsung. Begitupun sebaliknya. Sebagai contoh mari kita ulas sejenak pandangan
sosiologi terhadap fenomena proses produksi
dan proses distribusi. Proses produksi dan proses
distribusi dengan berbagai analisa yang
digunakan disiplin ekonomi ternyata masih
mempunyai sisa untuk dipandang dari segi lain oleh disiplin ilmu lain: sosiologi. Proses produksi dalam pandangan sosiologis
ternyata memiliki peran yang cukup vital dalam
rangka mempertahankan eksistensi
(keberadaan) sebuah masyarakat. Proses
produksi dilihat sebagai institusi ekonomi
berperan untuk mengadakan kebutuhan- kebutuhan ekonomis sebuah masyarakat. Oleh
karena itu, proses produksi tidak hanya dilihat
dari segi ekoomis tetapi juga sosiologis yang
mempunyai peran subsistem dalam sebuah
struktur masyarakat. Dalam proses distribusi atau pertukaran terlihat
proses relasi antara rumah tangga produksi dan
rumah tangga konsumsi. Sebenarnya bukan
dalam hal distribusi barang hasil produksi saja
proses ini terlihat tetapi ketika rumah tangga
konsumsi menyediakan faktor-faktor produksi pun proses ini sudah terlihat yaitu distribusi
faktor-faktor produksi yang meliputi: sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan modal.
Dengan mencermati proses distribusi kita bisa
melihat secara sosiologis bagaimana kegiatan
masyarakat berkegiatan dalam bidang ekonomi. Dalam proses inilah yang merupakan relasi
antara permintaan dan penawaran kita semakin
melihat manusia sebagai makhluk ekonomis dan
juga makhluk sosial. 1. B. Sejarah Perkembangan Sosiologi
Ekonomi Secara historis perkembangan pemikiran
Sosiologi Ekonomi antara lain disebabkan oleh
berkembangnya paham-paham, pemikiran-
pemikiran dan teori-teori tentang ekonomi yang
melihat cara kerja sistem ekonomi dengan
menekankan pula pada aspek-aspek non- ekonomi. Salah satu dari paham-paham, teori-teori,
pemikiran-pemikiran yang mendukung
perkembangan Sosiologi Ekonomi tersebut
adalah Paham Merkantilisme, yang
berpandangan, bahwa kekayaan dianggap sama
dengan jumlah uang yang dimiliki oleh suatu negara dan cara untuk meningkatkan kekuasaan
adalah dengan meningkatkan kekayaan Negara. Didalam kehidupan masyarakat sebagai satu
system maka bidang ekonomi hanya sebagai
salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh
karena itu, didalam memahami aspek kehidupan
ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan
antara factor ekonomi dengan factor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Factor-faktor
tersebut antara lain: faktor agama dan nilai-nilai
tradisional, ikatan kekeluargaan, etnisitas, dan
stratifikasi sosial. Faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh
yang langsung terhadap perkembangan
ekonomi. Faktor agama dan nilai-nilai tradisional:
ada nilai-nilai yang mendorong perkembangan
ekonomi, akan tetapi ada pula nilai-nilai yang
menghambat perkembangan ekonomi. Demikian pula dengan kelompok solidaritas, dalam hal ini
yakni keluarga dan kelompok etnis, yang
terkadang mendorong pertumbuhan dan
terkadang pula menghambat pertumbuhan
ekonomi. [4] Keberadaan Tradisi sosiologi ekonomi yang
besar dan kaya, yang mana dengan kekerasan
dimulai berdekatan abad ke-XX. Tradisi ini telah
membangkitkan kedua konsep penting ,ide-ide
dan hasil penelitian berarti, yang mana kita
ketahui saat ini dan terkumpul didalam prespektif. Sosiologi ekonomi mencapai
puncakya dua kali sejak kemunculannya: di
1890-1920 dengan teoritis sosiologi klasik
(kesemuanya menarik dan menulis mengenai
ekonomi), dan saat ini , semenjak 1980an terus
berlangsung. Sosiologi ekonomi klasik dan pendahulunya Yang
pertama menggunakan istilah sosiologi ekonomi
muncul pada tahun 1879, ketika muncul karya
oleh ekonom Inggris W. Stanley Jevons
1879-1965. Istilah itu lebih digunakan oleh ahli
sosiologi dan muncul, sebagai contoh, karya Durkheim dan Weber selama tahun 1890-1920
(sociologie economique, Wirtschaftssoziologie).
Juga selama beberapa dekade itu sosiologi
ekonomi klasik lahir, memberikan contoh bagi
karya serupa seperti The Division of Labor in
Society(1893) oleh Durkheim, the Philosophy of money(1900) oleh Simmel, dan Economy and
Society(dihasilkan antara 1908-20) oleh Weber. Sosiologi ekonomi klasik mengalami kemajuan
untuk mengikuti beberapa karateristik. Pertama,
Weber dan yang lain berbagi pengertian itu
mereka sebagai pelopor, membangun tipe
analisis yang belum ada sebelumnya. Kedua,
mereka memfokuskan pada pertanyaan- pertanyaan pokok yang mendasari: apa aturan
dari ekonomi di masyarakat?bagaimana analisa
sosiologi terhadap ekonomi berbeda dengan
para ahli ekonomi? Apa itu tindakan ekonomi?
Untuk ini harus ditambahkan tokoh klasik yang
mengasyikan dengan pemahaman kapitalisme dan berpengaruh di masyarakat- “perubahan besar” kira-kira membawa hal itu. Melihat beberapa karya bebas kebelakang yang ada
sebelum periode 1890-1920 dalam satu aliran
atau lainnya menggambarkan terlebih dahulu
beberapa pengertian sosiologi ekonomi. Dalam
bayangan penting, contoh, Laws oleh
Montesquieu sebagai pelopor analisis comperatif kedalam bermacam fenomena ekonomi di
negara republik, monarki dan lalim (montesquieu
[1748]1989). Menekankan Aturan kerja di
masyarakat karya dari Simon (1760-1825), yang
juga membantu mempopulerkan istilah
indusrtialisme(cf. Saint-Simon 1964). Karya dari Alexis de Tocqueville (1805-1859) yang penuh
akan kelebihan, pemikiran sosiologi adalah
beberapa dari banyak ahli sosiologi yang setuju.
Hal itu juga memberikan kontribusi terhadap
sosiologi ekonomi betapapun kecilnya
(tocqueville[1835-40]1945,[1856]1955;cf. Swedberg 2003,6-8). Dari beberapa pelopor ini
kita hanya akan berkonsentrasi pada Karl Marx,
tokoh dengan gagasan terbesar pada abad 19,
ide-idenya tetap aktif sebelum lahirnya sosiologi
modern.
Karl Marx Karl Marx (1818-1883) masuk dengan aturan
sosiologi ekonomi di masyarakat dan
mengembangkan teori menurut ketekunan
perkembangan ekonomi secara umum
dimasyarakat. Apa yang orang lakukan di
kehidupannya, Marx juga berargumen, ada ketertarikan material, dan juga metenaokan
struktur dan proses dimasyarakat. Ketika Marx
ingin membangun pendekatan secara ilmiah di
masyarakat, ia juga memasukan paham politik
untuk merubah dunia. Hasilnya kita ketahui
sebagai “Marxisme ”-campuran dari ilmu sosial dan pernytaan politik, masuk dalam satu ajaran.
Untuk bermacam sebab Marxisme salah atau
tidak relevan dengan sosiologi ekonomi. Telalu
jauh berpihak dan fanatik untuk mengambil
seluruhnya. Tugas yang sulit menghadang
sosiologi ekonomi saat ini untuk mengintisari aspek-aspek Marxisme yang berguna Pendapat
Marx dimulai dari unsur buruh dan produksi.
Seseorang bekerja untuk tuntutan hidup.
Perhatian ekonomi/material selalu dihubungkan
secara umum. Buruh sosial lebih baik dari sifat
dasar individual, sejak orang bekerja sama untuk tuntutan hasil. Marx mengkritik ahli ekonomi
untuk penggunaan individu yang terisolir; dirinya
sendiri terkadang mengatakan “ individu sosial”. Hal terpenting perhatian ini juga pada sifat dasar bersama, istilah Marx “Perhatian Kelas ”. Perhatian hal ini, bagaimanapun, hanya akan efektif jika seseorang sadar seharusnya
datang ke kelas yang dapat dipercaya. Marx
mengkritik pemikiran Adam smith ’s mengenai gabungan perhatian individu dan lebih lanjut
pada perhatian umum masyarakat (“tangan gaib”). Menurut Marx secara khas kelas menindas dan bertarung sesamanya dengan
begitu buas, kisah sejarah ini sama jika ditulis
menggunakan “ surat darah dan api” ([1867]1906,786). Kalangan borjuis tidak terkecuali dinalam nilai ini sejak menganjurkan
“kekerasan dan keinginan sangat jahat dari hati manusia, kemarahan atas perhatian pribadi ” . didalam beberapa karya Marx mengusut sejarah
perjuangan kelas, dari masa awal hingga masa
mendatang. Rumusan terkenal dari era 1850an,
negara berada dipanggung yang benar
“hubungan produksi ” masuk pada konflik dengan kekuatan produksi dengan revolusi dan
jalan pintas ke hal baru “Mode of Production” sebagai hasilnya. Marx menulis Modal bagai
meletakan hal kosong “ hukum ekonomi dari gerakan masyarakat modern ”. Dan hukum ini bekerja “dengan besi kebutuhan yang tidak dapat dihindari hasilnya ” dari perubahan revolusioner. Ciri-ciri positif pendekatan Marx
adalah pengertian yang luas kepada orang yang
rela untuk berjuang untuk perhatian materi. Ia
juga berkontribusi untuk pemahaman bagaimana
kelompok besar dari seseorang. Serupa dengan
ketertarikan ekonomi, dibawah keadaan yang baik mereka dapat bersatu dan menyadari
perhatian bersama. Sisi negatifnya Marx jelas
sekali meremehkan aturan di kehidupan
ekonomi orang lain dengan lainnya. Dugaannya,
ketertarikan ekonomi berada di tangan terakhir
dari masyarakat juga tidak mungkin dipertahankan. “ struktur sosial, tipe dan sikap menciptakan ketidaksiapan ” untuk memuji kutipan dari Schumpeter.
Marx Weber Diantara sosiologi ekonomi klasik Marx Weber
menempati tempat unik. Ia mengalami proses
paling jauh kearah membangun sosiologi
ekonomi., dasar teori dan berdasarkan studi
empiris(swedberg 1998). Faktanya Ia berkerja
mirip profesor ekonomi, tidak ragu-ragu untuk usaha membangun jembatan antaran ekonomi
dan sosiologi. Marx weber Juga telah membantu
menempati pertanyaan penelitian utama
disepanjang karirnya, berupa kesamaan sifat
dasar ekonomi dan sosial: untuk memahami asal-
usul kapitalisme modern. Weber menggambarkan peranan jahat di pekerjaan
teoritisnya terhadap perhatian waktu dan
memperluas garis itu dalam membuat pekerjaan
dengan pemikiran sosiologi. Pelatihan akademi
Weber pada dasarnya menekankan hukum
sebagai hal utama, dengan latar belakangnya sebagai spesialis hukum. Dua disertasi- satu
dalam perusahaan perdagangan menengah (Lex
mercatoria) dan lainnya dalam perdagangan
tanah di permulaan Roma- topik yang relevan
untuk memahami munculnya kapitalisme:
timbulnya pemilikan pribadi terhadap tanah dan pemilikan di perusahaan (menentang pemilikan
pribadi). Karya ini mengkombinasikan studi
tentang jabatan pekerja desa, berdasarkan
pendapatannya dalam posisi ekonomi (“politik ekonomi dan finansial ”) di awal 1890an. Dalam kapasitasnya ia mengajarkan ekonomi
namun sebagian besar menerbitkan sejarah
ekonomi dan dalam pertanyaan politik. Weber
menulis, sebagai contoh, sangat besar
menggantikan perundangan. Kearah akhir
1890an Weber jatuh sakit, dan untuk 20 th selanjutnya dia bekerja pada sekolah pribadi. Di
tahun ini Ia memproduksi studi terbaik, Etika
Protestan dan semangat kapitalisme (1904-05)
karya mengenai etika ekonomi didalam dunia
religi. Di 1903 Weber menerima posisi kepala
redaktur giant hand book of economics. Dari mulai kumpulan pendapat “ekonomi dan masyarakat ”yang berasal dari dirinya sendiri. Perkerjaannya saat itu diketahui sebagai
“ekonomi dan masyarakat ” terdiri atas gabungan karyanya yang telah dipublikasi dan
penemuan scrip yang ditemukan setelah
kematiannya. Di 1919-20 Weber juga mengajar
kursus di sejarah ekonomi, yang mana
merupakan bagian catatan bersama selama
beberapa tahun di pendidikan dasar, lebih dulu dipublikasikan sebagai sejarah ekonomi umum,
mengandung banyak perhatian materi sosiologi
ekonomi. Lebih jauh Weber menulis tentang
sosiologi ekonomi dapat ditemukan dalam
Collected Essays in the Sociology of Religion
(1920-21) dan Economy and Society (1922). Yang pertama berisi revisi dari The Protestant Ethic
“The Protestant Sects and The Spirit of Capitalism” (1904-05; revisi 1920) dan banyak menulis etika ekonomi Cina, Indian, dan Yahudi.
Menurut Weber, bahan dalam Collected Essays,
sebagian besar perhatian sosiologi agama juga
kepentingan sosilogi ekonomi. Penelitian yang paling berpengaruh adalah The
Protestant Ethic. Berpusat sekitar keasyikan
Weber dengan artikulasi dari ideal dan
kepentingan material dan ide-ide. Penganut
petapa aliran protestan merangsang dengan
hasrat untuk menyelamatkan (perhatian religi) dan tindakan yang sesuai. Untuk berbagai alasan
yang berlawanan asas akhirnya individu percaya
bahwa pekerjaan sekuler (duniawi).
Membawanya ke cara metodis, menggambarkan
alat keselamatan – kapan ini terjadi, kepentingan agama dikombinasikan dengan kepentingan
ekonomi. Hasil kombinasi ini adalah pembebasan
dari kekuatan yang besar, yang mana
menghancurkan tradisi dan anti ekonomi
berpegang pada agama diatas orang dan
memeperkenalkan mentalitas baik dalam aktifitas kapitalis. Tesis dalam The Protestant
Ethic sudah membawa debat besar, dengan
banyak pelajar yang membantah Weber.
Sementara ia menulis The Protestant Ethic, Weber
menerbitkan sebuat esai, “ ‘Objectivity ’ in Social Science and Social Policy ” yang menerangkan teoritisnya melihat sosiologi
ekonomi. Ia berpendapat ilmu ekonomi harus
luas dan seperti paying. Tak hanya memasukkan
teori ekonomi tapi juga memasukkan sejarah
ekonomi dan sosilogi ekonomi. Weber juga
beralasan bahwa analisis ekonomi harus mencakup tak hanya “fenomena ekonomi ” tapi juga “fenomena yang berkaitan dengan ekonomi ”. Fenomena ekonomi terdiri dari bank- bank dan bursa. Fenomena yang berhubungan
dengan ekonomi adalah fenomena non-ekonomi
keadaan yang kurang pasti harus mempunyai
pengaruh terhadap fenomena ekonomi., seperti
pada kasus petapa Protestan. Secara ekonomi
fenomena mengkondisikan lebih luas dipengaruhi oleh fenomena ekonomi. Tipe agama
yang berkelompok ada rasa persamaan, contoh
sebagian bergantung dalam semacam kerja yang
anggota lakukan. Sementara teri ekonomi hanya
dapat mengatasi fenomena ekonomi murni
(dalam versi rasional meraka), sejarah ekonomi dan sosiologi ekonomi bisa menyetujui dengan
tiga kategori fenomena. Sebuah pendekatan yang agak berbeda,
keduanya untuk sosiologi ekonomi dan
kepentingan, bisa ditemukan dalam Economy and
Society. Bagian pertama berisi analisis secara
umum. Dua konsep penting adalah “tindakan sosial” dan “permintaan”. Dalam “tindakan ” ditegaskan sebagai kebiasaan berinvestasi dengan ‘maksud ’, adalah memenuhi syarat sebagai “sosial” jika diorientasikan kepada actor lainnya.
“Permintaan” melewati masa, dipandang objektif dan dikelilingi bermacam persetujuan.
Ekonomi yang mempelajari tindakan ekonomi
murni, adalah semata-mata tindakan oleh
kepentingan ekonomi. Bagaimanapun sosiologi
ekonomi mempelajari tindakan sosial ekonomi,
yang mendorong bukan saja oleh kepentingan ekonomi tapi juga oleh tradisi dan emosi; lagipula
selalu berorientasi pada satu aktor. Jika
mengabaikan satu tindakan, menurut Weber,
malahan focus dalam keseragaman empiris, ada
kemungkinan untuk membedakan tiga tipe
berbeda : diinspirasikan oleh “pengakuan ” oleh “adat” (termasuk “kebiasaan ”) dan “kepentingan ”. Tipe tindakan yang paling seragam mungkin terdiri dari perpaduan
ketiganya. Tindakan yang “ditentukan oleh kepentingan ” ditegaskan oleh Weber sebagai instrumen dalam sifat dasar dan
mengorientasikan ke dugaan identik. Contoh,
pasar modern, dimana setiap aktor rasional
secara instrumental dan menganggap semua
orang baik. Weber menegaskan bahwa kepentingan selalu
subjektif, kepentingan “objektif ” tak ada melebihi aktor. Dalam kalimat khas Weber
berbicara “kepentingan aktor sebagai dirinya sendiri adalah sadar akan mereka ”. Dia juga mencatat dimana saat beberapa orang
berkelakuan dalam sikap instrumental dalam
hubungan untuk kepentingan individualis
mereka, hasil yang khas adalah motif kebiasaan
bersama sangat stabil daripada memaksakan
norma dengan wibawa. Contoh, susah untuk membuat seseorang melakukan kegiatan
ekonomi untuk melawan kepentingan pribadi. Uraian sosiologi ekonomi Weber dalam Economy
and Society menghasilkan poin-poin pokok.
Tindakan ekonomi dua aktor yang berorientasi
satu sama lain merupakan hubungan ekonomi.
Hubungan ini dapat membawa berbagai
ungkapan, termasuk konflik, kompetisi dan kekuatan. Jika dua atau lebih actor atau lebih
bersama-sama oleh rasa memiliki, hubungan
ekonomi bisa terbuka dan tertutup. Kepemilikan
menggambarkan bentuk khusus dari ekonomi
tertutup. Organisasi politik merupakan bentuk
penting lainnya dari hubungan ekonomi tertutup. Beberapa organisasi ini murni ekonomi,
sementara lainnya memiliki sasaran ekonomi
yang lebih rendah atau memiliki tugas pokok
urusan ekonominya sendiri. Contoh, serikat
buruh, Weber melampirkan pentingnya peran
kapitalisme dalam perusahaan. Dilihat sebagai tempat aktifitas pengusaha dan sebagai
kekuatan revolusioner. Pasar, seperti banyak
fenomena ekonomi, berpusat sekitar konflik
kepentingan, dalam kasus ini antara penjual dan
pembeli. Pasar melibatkan pertukaran keduanya
dan kompetisi. Kompetitor harus bertarung habis-habisan siapa yang akan menjadi penjual
dan pembeli terakhir, dan hanya bila perjuangan
ini sudah mantap adalah tempat untuk
pertukaran itu sendiri (perebutan pertukaran).
Hanya kapitasime rasional lah pusat tipe pasar
modern. Yang disebut kapitalisme politik itu kunci untuk membuat keuntungan adalah cukup
negara atau kekuatan politik yang memberi
kemurahan, perlindungan, atau semacamnya.
Iklan kapitalisme tradisional terdiri dari
perdagangan skala kecil, dalam bentuk uang
atau barang dagangan. Kapitalisme rasional hanya muncul di Barat. 1. C. Paradigma Dalam Perkembangan
Sosiologi Ekonomi Paradigma sosiologi, atau ilmu sosial itu
Pembagian sendiri, oleh George Ritzer menjadi
tiga golongan[5] : 1. Paradigma Fakta Sosial Fakta sosial merupakan terminologi yang
digunakan oleh Emile Durkheim, seorang
perintissosiologi modern berkebangsaan
Perancis. Fakta sosial diartikan Durkheim
sebagaicara berfikir, bertindak dan merasa yang
berada diluar kesadaran manusia yang bersifat memaksa.
Fakta sosial muncul dalam bentuk
nilai-nilai kultural, institusi sosial, sistem ekonomi
juga politik. (Doyle
Jhonson,1997 : 23). Dengan bersifat eksternal dan
memaksa, maka fakta sosial merupakan sesuatu yang bekerja secara
obyektif. Artinya fakta sosial ada dan
berada di luar kehendak manusia itu sendiri.
Sebagaimana diulas oleh Peter
Berger, keberadaan fakta sosial ini menunjukkan
sisi obyektivasi dari kenyataan sosial (Peter Berger, 1993).Konsepsi Durkheim
mengenai fakta sosial merupakan terobosan
intelektual yang sangat radikal dizamannya. Hal
ini terutama dikarenakan status sosiologi yang
berada di antara pengaruh ilmu psikologi dan
filsafat sosial. Di jaman itu sosiologi dipandang belum memiliki status
sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki
bidang penyelidikan (obyek masalah/subject
matters) sebagai salah satu ukuran
agar memperoleh status itu. Lewat karyanya
yang berjudul “The Rule Of Sosiological Methodâ”. Durkheim mengembangkan penggunaan ilmu statistik sebagai salah satu
instrument metodologi dalam ilmu sosial,
khususnya sosiologi. Dalam karyanya tentang
bunuh diri (Suicide), teknik statistik sosial itu coba
diterapkan. Dengan perkataan lain,
Durkheim adalah peletak dasar dari perkembangan awal paradigma fakta sosial.
Dalam rumpun paradigma fakta sosial, obyek
masalah utama yang sering diselidiki
adalah struktur sosial dan proses sosial. Struktur
sosial adalah pola hubungan
sosial (relasi dan interaksi) yang terbentuk di antara individu dengan individu,
individu dengan institusi maupun institusi dengan
institusi. Sementara proses
sosial adalah sisi dinamika dari bekerjanya
struktur social Teori-teori utama yang terkenal
dari paradigma fakta sosial antara lain adalah teori struktural – fungsional, teori konflik sosial serta teori sistem. 1. Paradigma Definisi Sosial Paradigma definisi sosial dibangun fondasinya
oleh Max Weber, seorang sosiolog
berkebanggaan Jerman. Berbeda dengan
batasan sosiologi yang dikembangkan
Durkheim, bagi Weber, sosiologi adalah ilmu
sosial yang bersifat interpretative Sosiologi bagi Max Weber adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki makna-makna
subyektif dari sebuah proses interaksi sosial
timbal balik untuk memahami
implikasi-implikasi yang dilahirkannya. Karena
itu, ilmu sosiologi yang dimaksudkan oleh Weber dikenal juga sebagai
sosiologi subyektif. Dalam pandangan Peter Berger, ilmu sosiologi
yang dimaksudkan oleh Weber,
menunjukkan obyek penyelidikan yang
berhubungan dengan konstruksi makna-makna
sosial sebagai sebuah kenyataan sosial
tersendiri. Makna-makna subyektif yang lahir sebagai hasil dialektika antara diri dan
kenyataan eksternal inilah yang
disebut sebagai sisi subyektif dari kenyataan
social. Dengan perkataan lain, kenyataan sosial
tak semata berada di luar kesadaran manusia.
Akan tetapi kenyataan sosial itu mengendap dalam struktur kesadaran subyektif manusia dan
mempengaruhi dirinya dalam berperilaku.
Endapan kognitif dari kenyataan sosial pada diri
individu juga turut membentuk peta kognitif uang
membuat dirinya mampu menafsirkan
perubahan situasi sosial. Definisi diri atas situasi menjadi sesuatu yang sangat penting untuk
diselidiki
dalam kasus interaksi sosial yang bersifat
dualistic. Beberapa aliran teoritik penting yang
tergolong dalam rumpun paradigma definisi
sosial adalah teori interaksionisme simbolik dan teori fenomenologi.Teori interaksionisme-
simnolik misalnya berpandangan bahwa
kenyataan social sesungguhnya merupakan
susunan lambang-lambang yang
menyembunyikan makna-makna dibaliknya.
Interaksi sosial antara manusia di mediasi oleh lambang-lambang atau sistem lambang (simbol),
seperti bahasa, mode berpakaian, kitab hukum,
dan lainnya. Tanggung jawab sosiolog untuk
menafsirkan dan memahami lambing-lambang
itu. Beberapa tokoh penting definisi sosial, selain
Max Weber, adalah Alfred Shcuzt, Peter Berger, George Herbet. Mead. 1. Paradigma Perilaku Sosial Paradigma perilaku sosial memahami kenyataan
sosial berada dalam hubungan
stimulus-respon yang dialami individu ketika
berhadapan dengan lingkungan
sosialnya. Individu pada dasarnya memberi
tanggapan (respons) sosial karena mendapatkan stimulus (rangsangan) yang
datang dari luar dirinya. Rangsangan ini
bisa datang dari individu atau dari lingkungan
sosial yang lebih besar, seperi
keluarga atau institusi politik. Paradigma ini
memang sangat kuat dipengaruh oleh B.F Skinner, seorang psikolog yang
mengembang teori
Stimulus-Organizer-Respon. Dalam pemahaman
paradigma perilaku sosial, perilaku sosial yang
muncul sebagai hasil dari proses stimulus-respon
inilah yang menjadi obyek penyelidikan sosiologi. Kenyataan sosial tersusun dalam konteks
perilaku sosial yang
demikian. Menurut penganut paradigma ini,
masalah pokok sosiologi adalah
perilaku individu yang tak terpikirkan. Perhatian
utama paradigma ini pada hadiah (rewards) yang menimbulkan perilaku
yang diinginkan dan hukuman
(punishment) yang mencegah perilaku yang tak
diinginkan. Paradigma ini juga
dikenal sebagai aliran behaviorisme sosial. Salah
satu teori yang terkenal dari aliran perilaku sosial adalah teori pertukaran sosial yang
dikembangkan oleh Herbert Blumer. Bagi Lumer,
interaksi sosial sesungguhnya adalah sebuah
proses pertukaran sosial yang berisikan makna,
kepentingan, juga tujuan-tujuan di antara individu
yang berlangsung secara timbal balik.pertukaran sosial yang berlangsung diantara individu itulah
yang
menjadi penegas bahwa hukum stimulasi-respon
memang benar terjadi.
Stimulasi-respon adalah hukum menggerakkan
bekerjanya interaksi sosial yang menjadi inti dari terbentuknya kenyataan sosial.
Dalam perkembangannya kemudian, setiap
paradigma makin memperkuat dirinya agar bisa
terus menjawab masalah-masalah baru yang
muncul di masyarakat. Bahkan tak jarang
diantara masing-masing saling meminjam gagasan untuk mempertajam penafsiran. George
Ritzer, yang memberi pembagian paradigma ilmu
sosiologi sebagaimana telah diulas diatas,
mengusulkan untuk menggabungkan tiga
paradigma utama dalam satu kerangka
paradigma besar. Kerangka paradigma besar itulah yang membuatnya menyebut sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan berparadigma multi
(multiple paradigm). Status berparadigma multi
inilah yang membuat sosiologi begitu menarik
untuk dipelajari. Dengan memiliki paradigma
yang demikian kompleks, sosiologi sesungguhnya memberikan banyak pilihan
pendekatan, kerangka berpikir teoritis dan
perangkat metodologi yang bisa digunakan
tergantung kebutuhan dan situasi sosial empiris.
Karena itu, bukan sedikit pemikir sosial yang
menyebut sosiologi sebagai induk dari ilmu sosial. Seorang Auguste Comte, yang juga
merupakanperintis sosiologi Prancis sebelum
Durkheim, di akhir hidupnya bahkan
hendakmenjadikan sosiologi sebagai ilmu sosial
positifistis untuk menggantikan
pemikiran teologis dan pemikiran metafisis. Dengan berstatus paradigma multi,
sesungguhnya ilmu sosiologi dalam pandangan
George Ritzer mesti di integrasikan. Kunci bagi
paradigma yang terintegrasi adalah gagasan
mengenai tingkat-tingkat analisa sosial. Realitas
sosial paling cepat dilihat sebagai fenomena sosial yang paling beraneka ragam yang meliputi
interaksi dan perubahan terus menerus. Karena
itu menganalisis kenyataan social tak bisa
sepenuhnya sempurna dan dibutuhkan tingkatan
analisa untuk penyelidikan sosiologis yang lebih
taja, valid dan proporsional. 1. E. Ekonomi dan Faktor – Faktor Sosial Beberapa aspek sosial yang bisa dijadikan acuan
dalam melakukan analisis yang mempengaruhi
perilaku ekonom oleh individu adalah agama dan
nilai-nilai tradisional, ikatan kekeluargaan, dan
etnisitas. Dalam perkembangan dunia menuju modern
yang semakin menjauh dari “nilai”, aspek- aspek sosial tersebut mendapat serangan yang
begitu dahsyat dari para teoritisi modernis.
Aspek-aspek tersebut dituding sebagai faktor
yang menghambat pertumbuhan industrialisasi.
Tetapi, kenyataannya serangan tersebut tidak
sepenuhnya terbukti. Beberapa penelitian tentang agama dan nilai-nilai
tradisional dan budaya local memperlihatkan
betapa kedua hal tersebut menjadi pendorong
bagi kemunculan kapitalisme. Dalam sekte
Calvinis Agama Kristen terbukti bahwa agama
tersebut selalu menekankan pada para pengikutnya dengan menekankan untuk bekerja
keras dan hidup hemat, dan itu merupakan
bagian dari etika Sekte Calvinis tersebut.
Kemudian di Jepang dan di Indonesia pun
terdapat kenyataan bahwa kaum agamawanlah
yang pada kenyataannya memiliki semangat berlebih dalam melakukan interaksi ekonomi.
Ikatan kekeluargaan dan etnisitaspun tak
terlepas dari kecaman kaum modernis tersebut.
Disebutkan bahwa keduanya merupakan faktor
yang juga menghambat pertumbuhan ekonomi.
Namun statemen tersebut masih saja menemukan kejanggalan. Familiisme atau sumberdaya keluarga memililki
kontribusi terhadap perkembangan ekonomi
seperti kelahiran kapitalisme Cina. Meskipun
dalam kaca mata ekonomi, ikatan kekeluargaan
juga memberikan efek negative terhadap
kemajuan ekonomi. Sebab, akan menempatkan antar individunya dalam “lingkaran setan ” loyalitas yang pada hokum kalkulasi rasional
ekonomi. ‘Embeddedness’ Ekonomi Dan Perilaku Sosial
Inti dari pendekatan sosial terhadap transaksi
ekonomi adalah tindakan-tindakan ekonomi
dilihat sebagai fenomena yang melekat dan tidak
dapat dilepaskan begitu saja dengan aspek sosial
yang melingkupinya. Dengan demikian ekonomi tidak dapat dianalisis berdiri sendiri sebagai
suatu hal yuang otonom, tanpa melihat aspek lain
yang mempengaruhinya. Untuk selanjutnya
perspektif ini disebut sebagai teori
embeddedness (kemelekatan). Adanya kelangkaan suatu barang yang menjadi
kebutuhan manusia,membuat manusia semakin
berhati-hati dalam menentukan pilihan tindakan.
Manusia semakin bergerak ke tindakan yang
semakin efesien dan efektif dengan penuh
pertimbangan rasional. Dialektika (pergulatan menemukan sintesa) perjalanan manusia dalam
hubungannya dengan suatu situasi yang
menuntut pertimbangan matang, merupakan
proses konstruksi sosial terhadap kasus
ekonomi.. 1. G. Tokoh – Tokoh DalamSosiologi Ekonomi [6] Karl Marx Karl Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier, Prusia, (sekarang di Jerman). Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, meskipun cenderung seorang deis, yang
kemudian meninggalkan agama Yahudi dan
beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal, untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya
menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya — adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah
Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan
artis masa-masa awal Karl. Marx terkenal karena analisis nya di bidang
sejarah yang dikemukakan nya di kalimat
pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya
adalah sejarah tentang pertentangan kelas. ” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan
digantikan dengan komunisme, masyarakat
tanpa kelas setelah beberapa periode dari
sosialisme radikal yang menjadikan negara
sebagai revolusi keditaktoran proletariat(kaum
paling bawah di negara Romawi). Marx sering dijuluki sebagai bapak dari
komunisme, Marx merupakan kaum terpelajar
dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa
analisis tentang kapitalisme miliknya
membuktikan bahwa kontradiksi dari
kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme. Di lain tangan, Marx menulis
bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi
yang terorganisasi dari kelas kerja internasional.
“Komunisme untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan
cara ideal untuk keadaan negara pada saat ini.
Hasil dari pergerakan ini kita yang akan
mengatur dirinya sendiri secara otomatis.
Komunisme adalah pergerakan yang akan
menghilangkan keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil
dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman- Dalam hidupnya,Marx terkenal
sebagai orang yang sukar dimengerti, ide-ide nya
mulai menunjukkan pengaruh yang besar dalam
perkembangan pekerja segera setelah ia
meninggal. Pengaruh ini berkembang karena
didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam Revolusi Oktober Rusia. Namun,
masih ada beberapa bagian kecil dari dunia ini
yang belum mengenal ide Marxian ini sampai
pada abad ke-20. Hubungan antara Marx dan
Marxism adalah titik kontroversi. Marxism tetap
berpengaruh dan kontroversial dalam bidang akademi dan politik sampai saat ini. Dalam
bukunya Marx, Das Kapital (2006), penulis
biografi Francis Wheen mengulangi penelitian
David McLellan yang menyatakan bahwa sejak
Marxisme tidak berhasil di Barat, hal tersebut
tidak menjadikan Marxisme sebagai ideologi formal, namun hal tersebut tidak dihalangi oleh
kontrol pemerintah untuk dipelajari. Emile Durkheim Durkheim dilahirkan di Épinal, Prancis yang
terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga
Yahudi Prancis yang saleh – ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali
sekular. Malah kebanyakan dari karyanya
dimaksudkan untuk membuktikan bahwa
fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor
sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar
belakang Yahudinya membentuk sosiologinya – banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah
sesama Yahudi, dan seringkali masih
berhubungan darah dengannya. Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang.
Ia masuk ke École NormaleSupérieure pada 1879.
Angkatannya adalah salah satu yang paling
cemerlang pada abad ke-19dan banyak teman
sekelasnya, seperti Jean Jaurès dan Henri
Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim
belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang
pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah
sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-
karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi,
Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini
adalah konflik pertama dari banyak konflik
lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang
tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat
itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan
tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh
ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882. Minat Durkheim dalam fenomena sosial juga
didorong oleh politik. Kekalahan Prancis dalam
Perang Prancis-Prusia telah memberikan pukulan
terhadap pemerintahan republikan yang sekular.
Banyak orang menganggap pendekatan Katolik,
dan sangat nasionalistik sebagai jalan satu- satunya untuk menghidupkan kembali
kekuasaan Prancis yang memudar di daratan
Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis
berada dalam posisi minoritas secara politik,
suatu situasi yang membakarnya secara politik.
Peristiwa Dreyfus pada 1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis. Seseorang yang berpandangan seperti Durkheim
tidak mungkin memperoleh pengangkatan
akademik yang penting di Paris, dan karena itu
setelah belajar sosiologi selama setahun di
Jerman, ia pergi ke Bordeaux pada 1887, yang
saat itu baru saja membuka pusat pendidikan guru yang pertama di Prancis. Di sana ia
mengajar pedagogi dan ilmu-ilmu sosial (suatu
posisi baru di Prancis). Dari posisi ini Durkheim
memperbarui sistem sekolah Prancis dan
memperkenalkan studi ilmu-ilmu sosial dalam
kurikulumnya. Kembali, kecenderungannya untuk mereduksi moralitas dan agama ke dalam
fakta sosial semata-mata membuat ia banyak
dikritik. Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim.
Pada 1893 ia menerbitkan “Pembagian Kerja dalam Masyarakat ”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan
perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan
“Aturan-aturan Metode Sosiologissebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu
dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun
mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di
Universitas Bourdeaux Pada 1896 ia menerbitkan
jurnal L’Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari
kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa
dan rekan (ini adalah sebutan yang digunakan
untuk kelompok mahasiswa yang
mengembangkan program sosiologinya). Dan
akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah
monograf sosiologi. Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai
tujuannya untuk memperoleh kedudukan
terhormat di Paris ketika ia menjadi profesordi
Sorbonne. Karena universitas-universitas Prancis
secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk
mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang
cukup besar – kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat
orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus,
untuk mendapatkan pengangkatan politik,
Durkheim memperkuat kekuasaan
kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara
permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi.
Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya
besarnya yang terakhir “Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagamaan. Perang Dunia I mengakibatkan pengaruh yang
tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri
Durkheim selalu patriotik dan bukan
internasionalis – ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi
datangnya perang dan propaganda nasionalis
yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu
membuatnya sulit untuk mempertahankan
posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung
negarainya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang
sederhana (ditambah dengan latar belakang
Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari
golongan kanan Prancis yang kini berkembang.
Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang
telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika
Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, René,
anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam
perang – sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat
terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah
bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan
lumpuh dan meninggal pada 1917. Max Weber Maximilian Weber (lahir di Erfurt Jerman 21 April 1864 – meninggal di München Jerman 14 Juni1920 pada umur 56 tahun) adalah seorang
ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman
yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu
sosiologi dan administrasi negara modern. Karya
utamanya berhubungan dengan rasionalisasi
dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi.
Karyanya yang paling populer adalah esai yang
berjudul Etika Protestan dan Semangat
Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya
tentang sosiologi agama. Weber berpendapat
bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara
budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang
terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan,
Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah
lembaga yang memiliki monopoli dalam
penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang
ilmu politik Barat modern.

Senin, 21 Februari 2011

pengantar manjemen

Pengantar Manajemen - Presentation Transcript
1. Pengantar Manajemen ( Introduction to Management ) Bahan
Kuliah Program S1-PIN, FISIP Universitas Mulawarman Samarinda,
2010 Tri Widodo W Utomo
2. Gaya Manajemen Antar Negara
Rusia – Negara yg terbentuk dari sejarah Uni Soviet, yang kini
tinggal nama, rupanya masih mengusung pentingnya otoritas
dalam suatu manajemen. Hingga kini, hierarki dalam perusahaan
masih merupakan faktor penting, terutama dalam pengambilan
keputusan. Meskipun dipandang tidak relevan lagi dengan iklim
demokrasi saat ini, gaya manajemen ini relatif masih diperlukan,
terutama pada perusahaan atau organisasi yang memiliki sistem
yang baku dan ketat, seperti departemen atau organisasi
pemerintah.
. Spanyol – Meskipun gaya manajemen di negara ini hampir sama
dengan Rusia, namun sudah ada peningkatan menuju ke
manajemen demokratik . Pergeseran ini diakibatkan oleh
gelombang protes yg gencar dilakukan oleh para pekerja blue-
collar . Ada baiknya memang perusahaan yang memiliki pekerja
dengan tipe seperti ini menggunakan manajemen demokratik,
dengan memberikan akses lebih cepat ke top management , bisa
melalui perwakilan pekerja secara individual maupun serikat.
Gaya Manajemen Antar Negara
. Polandia – Sejarah Polandia sangat mirip dengan Indonesia.
Adanya kenaikan harga yg menyebabkan ketidakpuasan di
kalangan pekerja, yang berujung pada kerusuhan, menyebabkan
pemerintahan goyah. Hal ini melatarbelakangi timbulnya
perubahan yg signifikan pada gaya manajemen perusahaan di
negara ini, yg mulanya otoritatif menjadi manajemen partisipatif .
Manajemen ini lebih menekankan partisipasi pekerja untuk ikut
memberikan saran bagi kebijakan perusahaan terutama masalah
kesejahteraan.
Gaya Manajemen Antar Negara
. Amerika Serikat – Dikenal sebagai negara paling demokratis di
dunia, sebagian besar perusahaan memberikan jalan bagi
manajemen dan pekerja untuk ber- negosiasi sebelum dilakukan
perjanjian. Kebijakan untuk langsung berhubungan dengan top
management tersedia dan terbuka, namun terbatas. Kendati
demikian, dapat dikatakan bahwa Amerika sudah menerapkan
manajemen partisipatif .
Gaya Manajemen Antar Negara
. Australia – Secara keseluruhan, ada kemiripan gaya manajemen
Australia dengan Amerika Serikat. Akan tetapi, gaya manajemen
yang lebih kuat muncul di negara ini ternyata adalah gaya
autoritarian , karena memang ada hak pekerja untuk berbicara,
namun proses arbitrasi tetap diwajibkan sebelum hal tersebut
dilakukan .
Gaya Manajemen Antar Negara
. Yugoslavia – Berbeda dengan banyak negara lain, Yugoslavia
menerapkan self-management di perusahaan. Oleh karenanya,
seluruh kebijakan dikontrol dan ditetapkan oleh manajemen di
perusahaan yg bersangkutan. Positifnya, perusahaan bisa
memberikan kesejahteraan yang lebih bagi pekerja ataupun
memperluas usahanya tanpa campur tangan berlebihan dari
pemerintah.
Gaya Manajemen Antar Negara
. China – Pekerja China memiliki kepribadian yg unik. Seperti ditulis
Davidmann dalam Style of Management and Leadership: The
Chinese worker has apparently to live where he is told to live, has
to work where he is told to work, has to do what he is told to do.
One has to ask for permission to leave one's work and for
permission to travel. Inilah yg terjadi di China pada masa lalu, shg
manajemen lebih berlandaskan otoritas . Namun China-lah negara
yg paling dinamis dlm menerapkan sistem manajemen, dari
otoritas, self management, hingga saat ini, partisipatif .
Gaya Manajemen Antar Negara
. Jepang – Pekerja Jepang memiliki kinerja team work yg baik,
karena mereka memiliki karakteristik konformitas tinggi. Seseorang
mengerjakan satu pekerjaan apabila yg lain mengerjakannya.
Karenanya, kerjasama antara perusahaan-pemerintah-pekerja
berjalan sangat baik. Profit hanyalah prioritas kedua. Kerjasama
tsb disebut " ringi ". Proses ringi ini memakan waktu &
sangat formal, namun keterlibatan pekerja junior dalam
pengambilan keputusan sangat dihargai. Keputusan tidak terletak
di tangan top management , namun manajemen di bawahnya
juga ikut berkembang (teian seido) .
Gaya Manajemen Antar Negara
. Jerman – Jerman adalah negara yg memiliki tingkat kompensasi
yg tinggi dan pemberian jaminan sosial yg relatif baik.
Pengambilan keputusan ada di tangan top management atau para
kepala perusahaan, namun, pekerja tidak merasa terlalu
dianaktirikan karena pengangkatan manajer atau kepala
perusahaan haruslah disetujui oleh dua pertiga shareholder dan
sepertiga sisanya ditentukan oleh pekerja.
Gaya Manajemen Antar Negara
11. Pengertian Manajemen – 1
Ilmu dan seni yg mengatur proses pemanfaatan SDM & sumber
daya lainnya secara efektif & efisien untuk mencapai suatu tujuan
(Malayu Hasibuan).
Kemampuan & keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain
(Sondang P. Siagian).
Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait
dengan pencapaian tujuan (Ernie & Kurniawan).
Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet, 1997)
Fungsi dari pimpinan eksekutif, dimanapun posisinya (Ralph
Davis).
12. Pengertian Manajemen – 2
Sebuah proses yg dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi
melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya
organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh).
Proses khas yg terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan & pengendalian yg dilakukan untuk mencapai
sasaran yg telah ditentukan melalui pemanfaatan SDM & sumber
daya lainnya (George R. Terry).
Usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain yg
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
penggerakan & pengendalian (Harold Koontz & Cyril O ’Donel).
13. Pengertian Manajemen – 3
Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, controlling, utilizing in each both science and
art and follow in order to accomplish predetermined objectives .
Management will be defined as the application of planning,
organizing, staffing, directing, and controlling functions in the
most efficient manner possible to accomplish objectives .
14. Manajemen
Sebagai Ilmu : bidang ilmu pengetahuan (science) yg berusaha
secara sistematis untuk memahami mengapa & bagaimana
manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan & membuat
sistem kerjasama ini bermanfaat bagi kemanusiaan (Luther
Gullick).
Sebagai Seni : seni untuk mencapai hasil yg maksimal dengan
usaha yg minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja serta
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
15. Pengertian Efektif & Efisien
Efektif : mengerjakan pekerjaan yg benar atau tepat ( doing the
right things )  High goal attainment .
Efisien : mengerjakan pekerjaan dengan benar atau tepat ( doing
the things right )  Low resource waste .
16. 12 Prinsip Efisiensi Emerson
Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas;
Kegiatan yg dilakukan harus masuk akal dan realistis;
Adanya staff yg memiliki kualifikasi yg tepat;
Adanya kedisiplinan;
Diberlakukannya pemberian kompensasi yg adil;
Perlu adanya laporan dari setiap kegiatan secara tepat, akurat, dan
terpercaya, sehingga diperlukan semacam sistem informasi atau
akuntansi;
Adanya kejelasan dalam pemberian perintah, perencanaan dan
pembagian kerja;
Adanya penetapan standar dari setiap pekerjaan, baik dari segi
kualitas kerja maupun waktu pengerjaan;
Kondisi pekerjaan perlu distandardisasi;
Kegiatan operasional harus juga distandardisasikan;
Instruksi-instruksi praktis tertulis harus dibuat secara standar;
Sebagai kompensasi atas efisiensi, perlu dibuat rencana pemberian
insentif.
17. MGT Functions n Resources
Planning
Organizing
Actuating
Budgeting
Staffing
Directing/Leading
Monitoring/Evaluating
Checking/Controlling
ETC.
FUNCTIONS
Man
Money
Machine
Material
Method
Market
Information
ETC.
RESOURCES
18. Management Functions Ernest Dale Richard W Griffin Nickels,
McHugh & Mc Hugh Koontz & O ’ Donnelly James AF Stoner
George Terry Luther Gullick PLANNING ORGANIZING STAFFING
CONTROLLING DIRECTING COORDINATING REPORTING Actuat
ing STAFFING DIRECTING Leading Directing Leading STAFFING
DIRECTING INNOVATING REPRESENTING
19. 14 Prinsip Manajemen Fayol – 1
Pembagian Kerja – yaitu adanya spesialisasi akan meningkatkan
efisiensi pelaksanaan kerja
Wewenang – yaitu adanya hak untuk memberi perintah dan
dipatuhi.
Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan
dan tujuan organisasi.
Kesatuan Perintah – bahwa setiap pekerja hanya menerima
instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
Kesatuan Pengarahan – kegiatan operasional dala organisasi yang
memiliki tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer
dengan penggunaan satu rencana.
Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan
umum – kepentingan perseorangan harus dibawah kepentingan
organisasi.
Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus
adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
Sentralisasi – adanya keseimbangan antara pendekatan sentraliasi
dengan desentralisasi.
20. 14 Prinsip Manajemen Fayol – 2
Garis wewenang (scalar system) – adanya garis wewenang dan
perintah yang jelas.
Order – sumber daya organisasi termasuk sumber daya
manusianya, harus ada pada waktu dan tempat yang tepat.
Penempatan orang-orang harus sesuai dengan pekerjaan yang
akan dikerjakan.
Keadilan – Perlakuan dalam organisasi harus sama dan tanpa ada
diskriminasi
Stabilitas Staf dalam Organisasi – perlu adanya kestabilan dalam
menjalankan organisasi, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Inisiatif – setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk
mengembangkan dirinya dan diberi kebebasan untuk
merencanakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif walaupun
memungkinkan terjadi kesalahan.
Esprit de Corps (semangat korps) – pada dasarnya kesatuan
adalah sebuah kekuatan. Organisasi perlu memiliki kebanggaan,
kesetiaan & rasa memiliki dari para anggota yg tercermin pada
semangat korps/kebersamaan.
21. Kegiatan dalam Fungsi Manajemen Planning Penentuan
Tujuan dan Bagaimana Cara Pencapaian yg terbaik Organizing
Penentuan Bagaimana Penyusunan Organisasi & Aktifitas
dilakukan Controlling Monitoring & Perbaikan Aktifitas yg sedang
berjalan agar Tujuan dapat tercapai Leading Proses Memotivasi
Anggota Organisasi agar Planning dapat dijalankan
22. Fungsi Operasional Manajemen
Manajemen Personalia
Manajemen Pemasaran
Manajemen Operasi/Produksi
Manajemen Keuangan & Aset
Manajemen Informasi
Manajemen Kebijakan
Manajemen Pelayanan
Manajemen Kemitraan
Manajemen Kinerja, etc.
23. Pengolahan Sumber Daya dlm Manajemen Planning &
decision making
Sumber Daya Org:
Fisik/Alam
Informasi
Manusia
Modal
Controlling Leading Organizing
Fungsi Manajemen
Tujuan Org:
Efektif &
Efisien
24. Perspektif Sistem dlm Manajemen
Sistem terbuka adalah sistem yg melakukan interaksi dengan
lingkungan; sistem tertutup tidak melakukan interaksi dengan
lingkungan.
Sub-sistem merupakan elemen dalam sistem organisasi /
manajemen yg satu sama lainnya saling berkaitan.
Sinergi adalah konsep yg menjelaskan bahwa pekerjaan yg
dilaksanakan secara bersama-sama akan memberikan hasil lebih
baik daripada jika dikerjakan oleh seorang saja.
Entropi adalah kondisi dimana organisasi mengalami penurunan
produktifitas & kualitasnya disebabkan ketidakmampuan dalam
membaca & beradaptasi dengan lingkungan.
INPUT dari Lingkungan: Bahan baku, SDM, informasi, uang
PROSES Transformasi: Sistem operasi, sistem administrasi,
teknologi, sistem kontrol OUTPUT bagi Lingkungan: Barang/Jasa,
Untung/Rugi, perilaku pekerja, output informasi Umpan Balik
25. Perspektif Manajemen Klasik
Kontribusi Manajemen Klasik:
Spesialisasi pekerjaan,
Studi mengenai masa dan beban kerja,
Metode ilmiah dalam manajemen,
Dikenalnya fungsi-fungsi manajemen,
Prosedur dan birokrasi (O & M).
Keterbatasan Manajemen Klasik:
Kurang memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti
motif, tujuan, perilaku, dsb.
Pendukung:
Henry Fayol,
James D Mooney.
. Hugo Munstberg  Pentingnya pemahaman psikologis khususnya
motivasi para pekerja.
Howthorne (Elton Mayo)
Teori Perhatian ( Attention Theory )  Pekerja akan lebih produktif
jika merasa diperhatikan
Teori Penerimaan Sosial ( Social Acceptance Theory )  Pekerja
akan menunjukkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan
sosial.
Teori Relasi Manusia
Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow.
Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor.
Teori Perilaku Kontemporer
Perhatian pada perilaku pekerja yg disebabkan oleh faktor
psikologis, sosiologis, antropologis, dsb.
Melahirkan konsentrasi ilmu Perilaku Organisasi.
Perspektif Manajemen Perilaku
. Kelompok Manajemen Sains
Pengenalan penggunaan model matematis dalam kegiatan bisnis
dan industri, seperti penentuan jumlah Teller dalam sebuah Bank
(kasus Bank of England), peramalan atas volume penjualan, dsb.
Kelompok Manajemen Operasi
Lanjutan dari kelompok Manajemen Sains.
Adanya fokus pada pendekatan kuantitatif untuk peningkatan
efisiensi.
Dikenalnya pendekatan Analisa Break Even, Queuing Theory, dll.
Perspektif Manajemen Kuantitatif
28. Manajemen Kontemporer
Perspektif Sistem
Open System, Sub-Sistem, Sinergi dan Entropi.
Perspektif Kontingensi
There is no such things as one best and general way on
management.
29. Perencanaan
Proses yg menyangkut upaya yg dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yg akan datang dan penentuan strategi /
taktik yg tepat untuk mewujudkan target & tujuan organisasi.
Kegiatan yg dilakukan:
Menetapkan tujuan dan target bisnis,
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis
tersebut,
Menentukan sumber-sumber daya yg diperlukan,
Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target bisnis.
30. Pengorganisasian
Proses yg menyangkut bagaimana strategi / taktik yg telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yg tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yg kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua
pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif & efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan yg dilakukan:
Mengalokasikan sumber daya, merumuskan & menetapkan tugas,
dan menetapkan prosedur yg diperlukan,
Menetapkan struktur organisasi yg menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab,
Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia/tenaga kerja,
Kegiatan penempatan SDM pada posisi yg tepat.
31. Pengarahan & Implementasi
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan produktifitas yg
tinggi.
Kegiatan yg dilakukan:
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan,
dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan,
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan,
Menjelaskan kebijakan yg ditetapkan.
32. Pengawasan / Pengendalian
Proses yg dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan
yg telah direncanakan, diorganisasikan & diimplementasikan dapat
berjalan sesuai dengan target sekalipun berbagai perubahan terjadi
dalam lingkungan organisasi.
Kegiatan yg dilakukan:
Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan / target bisnis
sesuai dengan indikator yg ditetapkan,
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yg
mungkin ditemukan,
Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yg
terkait dengan pencapaian tujuan / target organisasi.
33. MANAJER – Siapa & Apa Perannya?
Interpersonal Roles  melibatkan hubungan dengan pihak lain, baik
tugas yg bersifat seremonial atau simbolis.
Figurehead: Symbolic head; obliged to perform a number of
routine duties of a legal or social nature.
Leader: Responsible for the motivation of subordinates;
responsible for staffing training, and associated duties.
Liaison: Maintain self-developed network of outside contacts and
informers who provide favors and information.
Manajer = seorang yg bekerja dengan memanfaatkan bantuan
orang lain dengan cara mengkoordinasikan kegiatan & pekerjaan
mereka guna mencapai sasaran dan tujuan dari organisasi/
perusahan.
34. MANAJER – Apa Perannya? (2)
Informational Roles  menerima, mengumpulkan, dan
menyebarkan informasi kepada seluruh anggota organisasi.
Monitor: Seeks and receives wide variety of internal and external
information to develop thorough understanding of organizations
and environment.
Disseminator: Transmits information received from outsiders or
subordinates to members of the organization.
Spokesperson: Transmits information to outsiders on
organization's plans, policies, results, etc.
35. MANAJER – Apa Perannya? (3)
Decisional Roles  membuat pilihan dalam pengambilan keputusan
terhadap suatu permasalahan.
Enterpreneur: Searches opportunities and initiates improvement
projects.
Disturbance-handler: Responsible for corrective action when
organization faces important, unexpected disturbances.
Resource-Allocator: Responsible for the allocations of
organizational resources of all kinds.
Negotiator: Responsible for presenting the organization at major
negotiations.
36. MANAJER – Keahliannya?
Technical Skill = pengetahuan dan kemahiran dibidang spesialisasi
tertentu.
Human Skill = kemampuan bekerja secara baik dengan orang lain
secara individual atau dalam kelompok.
Conceptual Skill = kemampuan berfikir dan konseptualisasi tentang
situasi yg abstrak dan rumit.
37. MANAJER – Tingkatannya? Abstrak / Generalis Konkrit /
Spesialis MS (Managerial Skills) Top / Higher Manager MS MS TS TS
(Technical Skills) TS Middle Manager Lower Manager Human Rel.
Skill Technical Skill Conceptual Skill Top / Higher Manager Middle
Manager Lower Manager

materi pengantar manajemen

Pengantar Manajemen - Ringkasan/
Rangkuman/Resume Mata Kuliah Ekonomi
Manajemen
Thu, 08/01/2009 - 12:27am — cahyoprabowo
(Bagian I)
Mengelola Dalam Lingkungan Kerja Baru
Manajemen
Pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif melalui
planning, organizing, leading (actuating), dan controlling sumber
daya organisasi.
Fungsi Manajemen :
1. Perencanaan
• Menentukan tujuan-tujuan, menentukan tugas, menentukan
sumber daya
2. Pengorganisasian
• Menentukan dan mengelompokkan tugas-tugas, alokasi sumber
daya, penentuan otoritas
3. Kepemimpinan
• Pengaruh → Motivasi
4. Pengendalian
• Mengawasi aktivitas, koreksi, mengawasi target dan tujuan
Proses Manajemen
• Input (sumber daya)
- Man, materials, money, machine, method, information
• Proses
- Perencanaan : menilik tujuan dan cara pencapaian
- Pengorganisasian : pemenuhan tanggung jawab untuk
pencapain tujuan
- Kepemimpinan : menggunakan pengaruh untuk memotivasi
bawahan
- Pengendalian : mengawasi kegiatan dan melaksanakan koreksi
• Output (kinerja)
- Mencapai tujuan, produk, jasa, efisiensi, efektivitas
Kinerja
Kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
Organisasi
Kesatuan sosial yang dirahkan dengan tujuan dan dibentuk
dengan penuh pertimbangan. Entitas sosial merupakan dua orang
atau lebih, diarahkan dengan tujuan (dirancacng untuk mencapai
output tertentu).
Efektivitas → melakukan pekerjaan dengan benar
Sejauhmana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan
Efisiensi → melakukan pekerjaan dengan benar atau sesuai standar
Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
Jenis-jenis Manajer, berdasarkan :
1. Perbedaan vertikal atau hirarki
a. Top Manager
Seorang manajer yang berada pada puncak hirarki dan
bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Contoh : Dirut,
Presiden Direktur, CEO.
b. Middle Manager
Manajer yang bekerja pada tingkat menengah organisasi dan
bertanggung jawab atas unit usaha dan departemen utama,.
Contoh : Direktur Produksi, Pemasaaran, Kepala Divisi.
Project Manager
Manajer yang bertanggung jawab untuk pekerjaan sementara
yang melibatkan partisipasi orang yang datang dari berbagai
fungsi yang dan tingkatan organisasi
c. First Line Manager atau Lower Manager
Seorang manajer yang secara langsung bertanggung jawab atas
produksi barang dan jasa. Contoh : Supervisor
2. Perbedaan Horizontal (luas ruang lingkup tugas)
a. General Manager
Manajer yang bertanggung jawab terhadap beberapa departemen
yang menjalankan fungsi yang berbeda atau manajer yang
bertanggung jawab untuk divisi yang berdiri sendiri (mandiri).
b. Functional Manager
Manajer yang bertanggung jawab atas departemen yang
menjalankan tugas fungsional tunggal serta memiliki karyawan
dengan pelatihan dan keahlian yang serupa. Contoh : Direktur
Produksi, Pemasaaran, Kepala Divisi.
Keahlian atau Keterampilan Manajer
1. Conceptual Skill
Kemampuan kognitif (pengalaman, integensia) untuk melihat
organisasi secara keseluruhan dan keetrkaitan diantara bagian-
bagiannya. Berarti kemapuan untuk berfikir strategis (mengambil
pandangan yang luas dan bersifat jangka panjang).
2. Human Skill
Kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang
lain
3. Technical Skill
Pemahaman dan kefasihan dalam melakukan tugas tertentu,
mencakup penguasaan metode, teknik dan peralatan yang
digunakan.
Peran Manajer
Peran : sekumpulan harapan atas perilaku manajer
Tiga Kategori Peran Manajer
1. Peran Informasi Manajer
Menjelaskan kegiatan untuk mempertahankan dan
mengembangkan jaringan informasi
Kategori Peran Aktivitas
Informasi
a. Pengawasan
- Mencari dan menerima informasi
- Melihat singkat laporan
b. Penyebar luas
- Meneruskan informasi kepada anggota organisasi
c. Juru bicara
- Menyampaikan informasi kepada pihak luar
2. Peran Antar Pribadi
Kategori Peran Aktivitas
Antar Pribadi
a. Sebagai figur
- Kegiatan ceremonial
b. Pemimpin
- Mengarahkan dan memberikan motovasi kepada bawahan.
Seperti : melatih,, membimbing dan berkomunikasi
c. Sebagai penghubung
- Menjaga saluran komunikasi, baik di dalam atau di luar organisasi
3. Peran Pengambilan Keputusan : menentukan pilihan dan
mengambil tindakan
Kategori Peran Aktivitas
Pengambilan Keputusan
a. Wirausahawan
- Mewakili proyek perbaikan
- Mengidentifikasi ide
b. Penyelesai masalah
- Mengambil tindakan korektif selama terjadi krisis
- Menyelesaikan konflik antar bawahan
- Beradaptasi dengan lingkungan
c. Pembagi sumber daya
- Memutuskan siapa yang memperoleh sumber daya
- Menentukan jadwal dan anggaran
- Menetapkan prioritas
d. Negosiator
- Mewakili departemen selama negosiasi, koontrak kerja,
penjualan, pembelian dan anggaran.
Manajer dan Lingkungan Kerja Baru
Karakteristik lingkungan kerja baru :
Terpusat pada informasi dan ide daripada mesin dan aktivitas fisik.
Transisi Menuju Lingkungan Kerja Baru
1. Karakteristik Tempat Kerja Baru Tempat Kerja Lama
a. Sumber daya Aktivitas fisik Informasi
b. Pekerjaan Terstruktur Fleksibel
Terlokalisasi Maya
c. Pekerja Saling ketergantungan Diberdayakan
2. Kekuatan Tempat Kerja Baru Tempat Kerja Lama
a. Teknologi Mekanis Digital, e-business
b. Pasar Domestik Global
c. Tenaga kerja Homogen Heterogen
d. Nilai yang dianut Stabilitas, efisiensi Perubahan, kecepatan
e. Peristiwa Tenang, dapat diprediksi Berubah-ubah
3. Kompetensi MGT Tempat Kerja Baru Tempat Kerja Lama
a. Kepemimpinan Otoriter Tersebar
b. Fokus Laba Pelanggan, karyawan
c. Melakukan pekerjaan Individual Kerjasama (tim)
d. Hubungan Konflik, kompleks Kolaborasi
e. Design kerja Kinerja efisien Eksperimen
Lingkungan dan Budaya Organisasi
Lingkungan organisasi : Seluruh elemen atau unsur di luar batas
organisasi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi organisasi.
Lingkungan Organisasi :
1. Lingkungan eksternal, mempunyai dua lapisan
a. Lingkungan tugas :
- Pelanggan : Orang atau organisasi di dalam lingkungan yang
membeli barang atau jasa dari organisasi.
- Pesaing : Orang lain dalam industri atau jenis usaha yang sama
yang menyediakan barang atau jasa yang sama.
- Pemasok : Orang atau organisasi yang menyediakan bahan baku
kepada pihak lain yang menggunakannya untuk menghasilkan
suatu produk.
- Pasar Tenaga Kerja : Orang-orang dalam lingkungan dapat
diterima bekerja untuk organisasi.
b. Lingkungan Umum :
- Internasional : Bagian dari lingkungan eksternal, merupakan
peristiwa yang bersal dari negara lain dan peluang bagi
perusahaan domestik.
- Teknologi : Kemajuan ilmiah dan teknologi dalam industri
tertentu, serta masyarakat secara luas.
- Sosial Budaya : Karakteristik demografi, norma, kebiasaan dan
nilai-nilai masyarakat dimana organisasi beroperasi didalamnya.
- Ekonomi : ”kesehatan” ekonomi secara umum dari suatu negara
atau wilayah tempat sebuah organisasi beroperasi.
- Politik dan Hukum
2. Lingkungan internal
- Karyawan
- Manajemen
- Budaya
Hubungan Organisasi dan Lingkungan
Ketidakpastian → Respons → Rancangan
↓ ↓
Aliansi Adaptasi Strategi
1. Peranan lintas batas
2. Kemitraan antar organisasi
3. Joint venture
Lingkungan eksternal merupakan tempat bekerjanya manajer,
yang mencakup :
1. Budaya perusahaan
2. Teknologi produksi
3. Struktur organisasi
4. Fasilitas fisik
Budaya : nilai kunci, keyakinan, pemahaman dan norma
Nilai – nilai dasar yang menjadi karakteristik budaya organisasi
dimanifestasikan oleh :
Simbol, cerita, pahlawan, slogan, upacara
Jenis – jenis budaya :
1. Budaya Kemampuan Beradaptasi
Budaya yang muncul dalam sebuah lingkungan yang menuntut
respon yang cepat dan pengambilan keputusan tinggi. Manajer
mendorong nilai – nilai yang mendukung kemampuan
perusahaan untuk mendeteksi, menginterpretasi dan
mengartikulasi dengan cepat sinyal – sinyal dari lingkungan
sehingga menjadi respon dan perilaku yang baru. Manajer
mendorong dan menghargai kreativitas, eksperimen dan
pengambilan keputusan resiko. Contoh : perusahaan elektronik,
perusahaan kosmetik
2. Budaya Pencapaian
Oraganisasi yang berbudaya pencapaian sangat memperhatikan
pelayanan kepada pelanggan tertentu dalam lingkungan eksternal.
Budaya pencapaian berorientasi pada hasil yang menghargai daya
saing agresivitas, inisiatif pribadi dan kesediaan untuk bekerja lama
dan keras dalam mencapai hasil. Contoh : perusahaan software
3. Budaya Clan
Mempunyai fokus internal pada keterlibatan dan partisipasi
karyawan untuk memenuhi perubahan kebutuhan dari
lingkungan. Manajer menekankan nilai – nilai seperti kerjasama,
mempertimbangkan baik karyawan maupun keluarga dan
menghindari perbedaan status.
4. Budaya Birokratis
Memliki fokus internal dan orientasi, konsisten terhadap lingkungan
yang stabil. Budaya ini mengikuti aturan dan menggunakan uang
secara bijak sangat dihargai, serta budaya yang mendukung dan
menghargai cara bekerja sesuai dengan metode rasional dan
teratur.
Kebutuhan Lingkungan
Fleksibilitas Stabilitas
Eksternal Budaya kemampuan beradaptasi Budaya pencapaian
Internal Budaya clan Budaya birokrasi
Fokus Strategi
Budaya perusahaan sebagai mekanisme terpenting untuk menarik
perhatian, memotivasi dan menarik karyawan yang berbakat.
Yang dianggap sebagai alat prediksi terhadapp keberhasilan
organisasi secara keseluruhan. Manajer menempatkan penekanan
yang besar dalam seleksi dan sosialisasi sehingga cocok dengan
nilai – nilai budaya organisasi, selain itu para pemimpin
memperkuat atau merubah budaya perusahaan dengan cara :
1. Mengkomunikasikan visi
2. Menekankan visi melalui kegiatan sehari hari, prosedur kerja dan
sistem penghargaan.
Perencanaan
Tujuan (goals, objectives) → Rencana (plan/blueprint) →
Perencanaan (planning)
Kriteria tujuan yang efektif :
1. Spesifik dan terujur
2. Menyentuh area penting
3. Menantang dan realistis
4. Jangka waktu jelas
5. Dikaitkan dengan kompetensi
Jenis – jenis Perencanaan
1. MBO “Manajer dan Karyawan)
“teori X vs teori Y”
Empat kategori MBO :
a. Menetapkan tujuan
b. Mengembangkan rencana pelaksanaan
c. Menjalankan rencana yang ingin dipakai
d. Penghargaan atas kinerja
Manfaat MBO :
a. Karyawan termotivasi
b. Tujuan departemen dan individu disesuaikan dengan tujuan
perusahaan
Kelemahan :
a. Apabila hubungan manajer dan karyawan buruk akan
mengurangi efektivitas MBO
b. Administrasi yang terlalu banyak
2. Rencana Sekali Pakai
Rencana yang dipakai untuk sekali tujuan dan tidak diulangi dimasa
depan
Program → proyek → anggaran
Rencana untuk beragam kegunaan
Rencana yang sedang dijalankan digunakan untuk memberi
bimbingan bagi tugas – tugas yang dilakukan berulang kali dalam
organisasi
Kebijakan → prosedur → peraturan
3. Perencanaan Berkesinambungan
Yaitu rencana yang menunjukkn tanggapan perusahaan terhadap
situasi tertentu, seperti : keadaan darurat atau kondisi yang tidak
diharapkan
Penggunaan Strategi dan Implementasi Strategi
Manajemen Strategi
Kumpulan keputusan dan tindakan yang digunakan dalam
penyusunan strategi dan implementasi strategi yang akan
menghasilkan kesesuaian superior yang kompetitif antara
organisasi dan lingkungannya.
Strategi
Rencana tindakan yang menggambarkan alokasi sumber daya dan
kegiatan lainnya untuk menghadapi dan membantu organisasi
dalam meraih tujuannya.
Tiga Tingkatan Strategi :
1. Corporate Level Strategy
Tingkatan strategi yang berhubungan dengan pertanyaan ”bisnis
apa yang akan dijalankan?”. Berkaitan dengan perusahaan secara
keseluruhan dan kombinasi antara unit bisnis dan rangkaian
produk yang membentuk kesatuan organisasi.
2. Business Level Strategy
Strategi yang berhubungan dengan pertanyaan ”bagaimana kita
bersaing?”. berkaitan dengan tiap unit bisnis atau rangkaian produk
dalam organisasi.
3. Functional Level Strategy
Menjawab pertanyaan ”bagaimana kita mendukung strategi di
tingkat bisnis?”. berkaitan dengan seluruh departemen.
Penyusunan Strategi
S = Strenght
Karakteristik internal positif yang dapat digunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan kinerja strategi.
W = Weakness
Karakteristik internal yang manghambat kinerja organisasi.
O = Opportunity
Karakteristik lingkungan eksternal yang memliki potensi untuk
membantu organisasi mencapai tujuan.
T = Threat
Karakteristik dari lingkungan eksternal yang menhambat organisasi
untuk mencapai tujuan.
Strategi Portofolio
Jenis strategi di tingkat perusahaan yang berkaitan dengan
kombinasi unit bisnis dan rangkaian produk yang cocok satu
sama lain secara logis untuk menghasilkan sinergi dan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan.
BCG (Boston Consulting Group)
Suatu matriks yang mengevaluasi unit bisnis strategi dikaitkan
dengan dimensi tingkat pertumbuhan usaha dan pangsa pasar.
Tingkat pertumbuhan usaha Market Share
Star ?
Cash flow Dog
1. Cash Flow
- Market share tinggi
- Tingkat pertumbuhan pasar tinggi
- Arus kas positif
- Promosi tidak perlu
2. Star
- Market share tinggi
- Tingkat pertumbuhan pasar tinggi
- Arus kas positif
- Tingkat pertumbuhan usaha lambat
3. Question Mark
- Market share rendah
- Tingkat pertumbuhan usaha tinggi
- Arus kas negatif
4. Dog
- Marke share rendah
- Tingkat pertumbuhan pasar rendah
- Manajer pasif
Sinergi
Kondisi yang timbul ketika bagian dari organisasi melakukan
interaksi untuk memproduksi efek bersama yang lebih besar
daripada keseluruhan bagian jika bertindak sendiri-sendiri.
Lima Kekuatan Persaingan (Porter)
1. Masuknya ”pemain baru”
2. Bargaining power from customer
3. Bargaining power from supplier
4. Ancaman produk substitusi
5. Persaingan diantara pesaing
Tiga kekuatan strategi (Porter)
1. Cost leadership : biaya produksi rendah, sehingga harga jual
kompetitif
2. Diferensiasi : produk berbeda dari pesaing
3. Fokus : fokus pada maket tertentu
Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan
Mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk
menghadapi masalah tertentu atau mengambil keuntungan dari
suatu kesempatan.
Waktu dan Hubungan Manusia dalam Pembuatan Keputusan
• Waktu
Pembuatanan keputusan dipengaruhi oleh prestasi masa lampau,
keadaan masa kini dan harapan masa depan.
• Hubungan manusia
Pembuatan keputusan manajer juga dipengaruhi oleh keputusan
orang lain yang mungkin dapat bertentangan atau berinteraksi
dengan kepuusan mereka.
Masalah dan Peluang
1. Masalah : situasi yang terjadi jika keadaan aktual tidak sesuai
dengan keadaan yang diinginkan.
Proses identifikasi masalah :
a. Deviasi dari pengalaman masa lampau
b. Deviasi dari rencana yang ditetapkan berarti proyeksi manajer
tidak terpenuhi
c. Komplain dari orang lain (karyawan, konsumen, dsb)
d. Prestasi pesaing
2. Peluang : situasi yang terjadi ketika keadaan menawarkan peluan
pada organisasi untuk melampaui sasaran yang telah
direncanakan
Keputusan untuk Memutuskan
• Nilai ambang
Manajer meliha masalah tergantung pada nilai ambang untuk
pengakuan adanya masalah, dipengaruhi oleh :
- Pemahaman atas sasaran, rencana dan standar prestasi yang
dapat diterima
- Nilai-nilai
- Latar belakang dan keahlian manajer
• Mementukan prioritas
Tidak semua masalah dapat diselesaikan oleh manajer, oleh karena
itu diperlukan prioritas.
Sifat Keputusan Manajerial
1. Keputusan Terprogram
• Penyelesaian masalah rutin yang dapat ditangani dengan
kebijakan, prosedu dan peraturan tertulis atau tidak tertulis.
• Untuk menangani masalah yang terjadi berulang dan komponen
elemennya dapat ditentukan, diramalkan dan dianalisis.
2. Keputusan Tidak Terprogram
Penyelesaian spesifik yang diciptakan lewat proses tidak terstrukur
unuk menangani masalah non rutin
Kondisi Pembuatan Keputusan
1. Kepastian
Kondisi PK saat seorang manajer mempunyai informasi yang
akurat, dapat diukur dan dapat diandalkan tentang hasi dari
berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan.
2. Resiko
Kondisi PK dimana manajer mengetahui probabilitas suatu
alternatif tertentu akan mengarah pada sasaran atau hasil yang
diinginkan.
3. Ketidakpastian
Kondisi PK ketika manajer menghadapi kondisi eksternal yang
tidak dapat diramalkan atau kekurangan informasi untuk
menetapkan probabilitas hasil.
Model Rasional Pembuatan Keputusan
Tahap 1 : Pengamatan situasi
• Definisi masalah
• Diagnosis penyebab
• Tentukan tujuan
Tahap 2 : Pengembangan alternatif
• Tentukan alternatif secara kreatif
• Jangan lakukan evaluasi terlebih dahulu
Tahap 3 : Evaluasi alternatif dan pilih alternatif yang terbaik
• Evaluasi alternatif
• Pilih alternatif terbaik
Tahap 4 : Implementasi keputusan dan monitor hasil
• Susun rencana implementasi
• Lakukan implementasi
• Monitor implementasi serta but penyesuaian yang diperlukan
Model Rasional dalam Perspektif
1. Rasionalitas terbatas dan memadai (Helbert Simon)
Rasionalitas Terbatas : Merupakan konsep bahwa manajer
mengambil keputusan paling logis dengan kendala berupa
keterbatasan informasi dan kemampuan.
Memadai : Teknik PK dimana manajer menerima keputusan
memuaskan yang mereka temukan pertama.
2. Heuristic (Tversky dan Kehneman)
Teknik PK yang dilakukan sesuai lini empiris dan dengan pedoman
umum.
PK adaptif
• Game theory : Penelitian mengenal manusia yang membua
berbagai pilihan independen.
• Chaos theory : Studi mengenai pola dinamik dalam sistem sosial
yang besar.
* Ringkasan / rangkuman pelajaran pengantar manajemen disertai
banyak arti definisi / pengertian istilah pengantar manajemen
dasar.

Jumat, 18 Februari 2011

kenapa denganku

inilah aku yang selalu berbohong dengan cinta,yang sok tak pernah jatuh cinta,yang bisa menguasai cinta,dan banyak yang lainya.

lelah rasanya dengan diriku sendiri,apa ini karma atas perbuatanku yg membohongi diriku sendiri untuk cinta,,,,dah sampailah pada lelah untuk berbohong,dan akhirnya aku suli tuk mendapatkan cinta,sudah berbagai cara q lakukan tapi tidak berhasil sudah menyerah rasanya tuk mendapatkan cinta,ya ALLAH maafkanlah hamba-mu ini,tolong cabut semua kesusahan/kesulitan untuk cinta,aku ingin seperti yang lain bahagia dengan cinta,dan aku akan berusaha tuk menjaga cinta kan kucintai ia dengan sederhana bukan karena nafsu tapi karena cinta,,,
izinkan lah hambamu yang hina ini untuk menemukan cinta di akhir bulan ini,jika tidak mungkin q kan menyerah tuk dapatkan cinta.
Aku mohon ya ALLAH,kabulkanlah do'a hambamu ini.amin